Ustadz Aay gak pernah menyangka, sakit kepala sudah yang ia tahan selama 3 hari ternyata awal dari ujian yang Allah berikan untuknya. Sampai akhirnya saat menunaikan shalat dhuha di masjid ia tidak sadarkan diri dan harus dibopong pulang oleh warga.
Kejadiannya begitu cepat, setelah sadar pak ustadz hanya bisa berteriak kesakitan memegangi kepalanya dan bagian sebelah kanan tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan. Parahnya lagi, lama kelamaan ustadz Aay kesulitan untuk berbicara.
Keluarga yang panik, langsung memeriksakan Ustadz Aay ke rumah sakit untuk mengetahui penyebabnya. Setelah dokter melakukan CT scan, ternyata ada pendarahan serius pada otak sebelah kiri pak ustadz.
Hanya Ada Satu Cara Agar Ustadz Aay Bisa Sembuh
Pendarahan serius pada otak pak ustadz harus bisa berakibat sangat fatal apabila tidak langsung dioperasi. Untuk pulih kembali, Ustadz Aay harus menjalani operasi kraniotomi. Sebuah operasi pengangkatan darah dengan melepaskan sebagian tempurung kepala.
Istri pak ustadz yang sedang hamil 7 bulan pada saat itu hanya bisa pasrah dan menyerahkan tindakan terbaik kepada dokter yang menangani bapak.
Alhamdulillah, operasi berjalan lancar tanpa kendala apapun. Meskipun demikian, pak ustadz masih butuh waktu setidaknya 3-7 bulan sebelum tempurung kepala bisa kembali dipasang. Pembengkakan kepala pasca operasi terus terjadi akibat pendarahan pada otak yang bahkan mencapai 50cc membuat dokter harus menunggu kondisi terbaik sebelum melakukan operasi kedua.
Sambil menunggu jadwal operasi kedua, pak ustadz harus memakai pengganjal tempurung dan rutin meminum obat pereda nyeri setiap hari. Sambil tersenyum kesakitan sesekali pak ustadz berbisik kepada sang istri tentang betapa rindunya ia lantunkan adzan di masjid dan mengaji bersama para santri-santrinya.
Tidak hanya disibukkan dengan rutinitas pengobatannya, ia dan keluarga juga masih harus memikirkan bagaimana cara membayar operasi kedua yang biayanya haru mereka bayarkan secara mandiri. Operasi ini jelas harus dilakukan agar Ustadz Aay bisa sembuh, namun di satu sisi sang istri juga membutuhkan dana yang cukup banyak untuk membiayai persalinan anak mereka.
Tabungan yang mereka miliki selama ini sudah terkuras habis. Selama ini mereka mengandalkan Shodaqoh yang diberikan oleh keluarga dan murid-murid ngajinya dan tambahan dari hasil sang istri berjualan kacang goreng dan sabun cuci piring.
Keluarga yang tidak tega melihat kondisi ini mencoba mencari jalan keluar untuk membiayai semua kebutuhan ustadz Aay dan istri. Sampai akhirnya Siti Alpiah, keponakan pak ustadz, mencoba membantu kumpulkan biaya pengobatan beliau dengan menggalang dana.
Alhamdulillah Terkumpul Rp 44 Juta untuk Operasi Kedua
Semua perjuangan yang telah pak ustadz dan keluarga lakukan seperti terbayarkan. Galang dana yang Alpiah buat mendapat sambutan dari banyak orang dan berhasil mengumpulkan Rp 40 juta dari hampir 500 #OrangBaik.
Allah selalu menepati janjinya seperti firman-Nya dalam surat Al-Insyirah ayat 5 “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Uang yang terkumpul langsung dipakai untuk melakukan tindakan operasi pemasangan tempurung kepala dan juga kontrol Pak Ustadz Aay selama masa pemulihan.
Sekarang kondisi pak ustadz berangsur membaik dan sudah bisa berkumpul dengan istri dan buah hati di rumah.
Seperti Siti Alpiah, kamu bisa tunjukan kepedulianmu kepada keluarga yang sedang sakit dengan menggalang dana. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian sebab jutaan #OrangBaik siap bantu berdonasi untuk kesembuhan. Buka galang dana sekarang