Masalah gizi buruk di Indonesia masih menjadi salah satu permasalahan yang membutuhkan perhatian serius. Sebab, menurut data Kemenkes RI 2019, setidaknya 27.67 % dari seluruh balita di Indonesia masih berstatus kekurangan gizi. Bahkan, berdasarkan laporan gizi global, Indonesia salah satu dari 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sekaligus yaitu stunting, wasting, dan juga obesitas.
Memperingati Hari Gizi Nasional 25 Januari, yuk kita cari tahu apa penyebab gizi buruk dan bagaimana cara kita membantu menanganinya?
Apa sih penyebab gizi buruk di Indonesia?
Secara sederhana, pemicu terjadinya gizi buruk adalah kurangnya asupan makanan berupa energi dan protein pada anak sejak kandungan hingga lahir. Namun kondisi ini juga tidak bisa dilepaskan dari beberapa faktor seperti:
1. Ekonomi
Faktor ekonomi seringkali menjadi alasan utama penyebab awal terjadinya gizi buruk pada anak. Pendapatan yang tidak menentu membuat keluarga dari golongan ekonomi rendah cenderung mengabaikan nutrisi anak bahkan sejak dalam kandungan. Padahal, gizi sejak dalam kandungan hingga umur 3 tahun sangat penting dalam membentuk ketahanan tubuh sang anak sehingga bisa terhindar dari gizi buruk.
2. Pendidikan Orang Tua
Kesadaran orang tua dalam menyediakan segala kebutuhan nutrisi yang layak bagi sang anak seharusnya sudah dimiliki sejak merencanakan kehamilan. Sayangnya, masih banyak orang tua yang minim pengetahuan tentang pemberian asupan bergizi bagi anak di umur-umur krusial pertumbuhannya.
Terlebih, masih ada anggapan serba tahu dan membesarkan anak hanya bermodalkan naluri saja tanpa dampingan tenaga kesehatan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya orang tua yang enggan membawa anaknya ke posyandu dengan berbagai alasan.
3. Sanitasi
Belum meratanya fasilitas sanitasi di Indonesia juga ikut andil dalam pemenuhan kondisi kesehatan keluarga, khususnya pada anak. Masih banyak wilayah di pelosok Indonesia yang kekurangan air bersih sehingga terpaksa menggunakan air seadanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal itu berdampak pada tercemarnya bahan makanan yang diberikan pada anak setiap harinya.
Lalu, gimana ya cara kita berpartisipasi memberantas gizi buruk?
Masalah gizi buruk memang tidak bisa diselesaikan dengan sekali tindakan. Masalah sebesar ini membutuhkan tindakan yang konsisten agar dampak yang dihasilkan bisa maksimal.
Nah, menyambut Hari Gizi Nasional, ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan untuk memulai perjuangan menghapuskan gizi buruk di Indonesia, antara lain:
1. Menjadi Relawan (Volunteer)
Pertama, kamu bisa menjadi relawan dari gerakan sosial yang memiliki fokus memberantas gizi buruk di Indonesia. Dengan terlibat langsung di lapangan, kamu akan mengerti kondisi apa yang sebenarnya dihadapi masyarakat dan bisa segera mengambil tindakan untuk menanggulangi masalah tersebut.
2. Donasi
Di luar sana, banyak inisiatif sosial yang bergerak untuk memperbaiki kualitas gizi anak-anak. Mendukung gerakan tersebut dengan berdonasi menjadi salah satu cara sederhana namun sarat makna dalam usaha pemberantasan gizi buruk di Indonesia.
3. Membuat Galang Dana
Untuk membuat lebih banyak orang berpartisipasi, kamu bisa membuat galang dana untuk memperbaiki kualitas gizi di Indonesia dan ajak orang sekitarmu untuk mendukung gerakan yang kamu buat.
Sebagai inspirasi, kamu bisa membuat galang dana untuk pembangunan posyandu di daerahmu agar sosialisasi kesadaran tentang nutrisi pada anak bisa tersampaikan dengan baik.
Kamu juga bisa membuat galang dana untuk pembuatan/perbaikan fasilitas sanitasi di daerah terpencil untuk menurunkan resiko gizi buruk yang disebabkan oleh penggunaan air yang tidak layak.
Tidak hanya itu, kamu juga bisa membuka galang dana untuk pembuatan dapur umum dalam rangka pemenuhan asupan makanan bergizi bagi anak-anak di daerah pelosok nusantara lho.
Baca juga: Trik Biar Galang Dana Kamu Bisa Viral
Punya ide galang dana lain untuk bantu penuhi gizi anak-anak Indonesia yang ingin kamu wujudkan? Klik gambar di bawah untuk mulai galang dana.