Sejak 2019, udah gak terhitung lagi berapa banyak tangis Cherelle menahan sakitnya jarum suntik saat kemoterapi demi sembuh dari leukemia yang ia derita. Selama itu pula Mama dan Papa terus merawat dan berjuang memenuhi kebutuhan pengobatan sang buah hati.
Awal mulanya Mama mengira Cherelle hanya demam biasa meskipun disertai sesak nafas. Namun setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, ada pembengkakan pada limpa serta ginjal Cherelle yang malah berujung vonis Leukemia ALL.
Beruntungnya Cherelle, Mama dan Papa tepat waktu membawanya berobat di RS Gleneagles Penang, Malaysia sesuai rujukan yang didapatnya dari Dokter di Kota Medan.
“Dokter di RS Penang, Malaysia katakan jika tidak segera kemoterapi maka kemungkinan sisa hidup Cherelle tidak sampai 3 bulan,” – kata Papa.
Jenis kanker ini sebenarnya sudah sering ditemui pada anak seusia Cherelle. Bisa sangat berbahaya jika tidak langsung dilakukan kemoterapi. Namun perasaan lega dirasakan mama ketika tahu prosentase kesembuhan Cherelle meningkat hingga 80% karena mendapatkan penanganan tepat waktu.
Setelah melakukan kemoterapi intensif sebanyak 7 tahapan, kondisi Cherelle terlihat jauh lebih baik dari hari pertama diagnosa. Ia terlihat lebih ceria dan berat badannya terus bertambah.
Masih harus kemoterapi selama 4 tahun kedepan
Sayangnya, perkembangan positif ini bukanlah akhir dari perjalanan kemoterapi Cherelle melainkan babak baru perjuangan melawan sel kanker dengan kemoterapi rutin selama 4 tahun kedepan.
Tidak hanya untuk Cherelle, 4 tahun kemoterapi maintenance ini juga ujian baru bagi Mama dan Papa. Mereka harus putar otak bagaimana caranya membayar tagihan rumah sakit selama 4 tahun ke depan. Selama lebih dari 9 bulan lebih mereka tidak berpenghasilan karena harus meninggalkan pekerjaannya untuk melakukan proses kemoterapi intensif.
Tabungan mereka sudah habis terpakai untuk biayai pengobatan intensif Cherelle. Namun menyerah bukanlah sebuah pilihan. Sebab, kemoterapi ini jadi satu-satunya jalan untuk Cherelle bisa pulih kembali.
Segalanya Mama dan Papa lakukan sampai-sampai rumah dan aset berharga lainnya sudah mereka jual untuk memenuhi kebutuhan pengobatan. Bahkan Mama dan Papa rela berbagi apartemen dengan orang tua pasien lain dari Indonesia untuk menekan pengeluaran mereka selama berobat di Malaysia.
Tuhan menunjukan mukjizat-Nya berikan jalan keluar
Ada teman Mama yang berinisiatif membuatkan halaman galang dana untuk pengobatan Cherelle di Malaysia. Gak berhenti di sana, mama secara aktif juga ikut menyebarkan halaman galang dana tersebut. Secara sukarela 11 ribu orang baik berdonasi sehingga bisa terkumpul lebih dari Rp1,3 Miliar untuk membiayai kemoterapi Cherelle.
Puji Tuhan, sekarang kondisi Cherelle sudah sangat membaik. Cherelle sudah menyelesaikan segala protokol pengobatannya di Penang, kemoterapi maintenance selama 2 tahun pertama pun berjalan dengan lancar. Semua ini gak lepas dari keinginan kuat cherelle untuk sembuh, kegigihan mama dan papa yang terus berjuang, dan juga kebaikan kecil yang dilakukan oleh ribuan orang secara bersama-sama.
Seperti teman Mama Cherelle, kamu juga bisa lakukan hal yang sama. Lakukan inisiatif kecil, buka halaman galang dana untuk bantu pengobatan orang terdekatmu pakai Kitabisa.