Cerita Mama Venven

Cerita Mama Venven

Melihat sang buah hati berjuang melawan Leukemia tentu saja tidak mudah. Namun, seorang ibu bernama Selvi Wahida memutuskan untuk terus tersenyum demi anak-anaknya. Venven, anak keduanya menderita Leukemia sejak usianya baru 24 bulan.

“Hati saya hancur melihat anak saya harus kesakitan saat menjalani kemoterapi berkali-kali. Makanya, saya selalu berdoa Ya Allah tolong kuatkan saya.”

Venven lawan leukemia

Bagi Selvi Wahida, dunianya sudah seakan mau runtuh sejak Venven didiagnosa mengidap Leukemia ALL atau kanker darah akut pada Maret 2020. Awalnya, Selvi khawatir karena Venven alami demam tinggi. Sebulan kemudian, muncul benjolan di kanan & kiri lehernya. Lama-lama, Selvi merasa ada kalau Venven tidak hanya demam biasa. Apalagi setiap demam, ada banyak bintik merah & lebam di hampir seluruh bagian tubuh.

Venven pun menjalani beberapa kali pemeriksaan, seperti cek lab, observasi hingga cek darah. Hingga pada saat cek darah di bulan Maret, keluar hasil bahwa leukosit Stephen 120.000 padahal untuk anak normal seusianya harusnya hanya 10.000 saja. Dokter yang kaget akan hasil itu, langsung melakukan berbagai pemeriksaan lainnya, mulai dari MRI hingga pemeriksaan sumsum tulang belakang. Hingga akhirnya di Maret 2020 itu, kabar buruk diagnosa Venven harus diterima oleh seluruh keluarga.

Penyakit Leukemia yang diderita Venven mengharuskannya dirawat intensif di rumah sakit, menjalani kemoterapi minimal 2 tahun, minum obat, dan infus yang tak boleh putus selama pengobatan. Waktu itu, Selvi masih bisa bergantian dengan suami untuk menemani pemeriksaan Venven. Soalnya, dua buah hati mereka yang lain juga masih membutuhkan perhatian yang sama. Kakak Venven masih kelas 6 SD dan adik Venven baru berusia 6 bulan.

Namun sayangnya, di tahun 2020 juga suami Selvi Wahida juga harus dilarikan ke ICU karena terkena penyakit pankreas akut dan membuat perjuangan Selvi makin berat.

“Jika tubuh saya bisa dibagi 2, saya rela merawat Venven dan ayahnya sekaligus.. Karena, saat dengar kabar suami saya sempat tak sadarkan diri di ICU pasca operasi, saya juga harus menemani Stephen jalani kemo buat berjuang lawan penyakit ganasnya ini”

Venven lawan leukemia

Biarpun bukan dari keluarga yang kondisi ekonominya di bawah, kondisi ini membuat Selvi harus memutar otak untuk bertahan. Suaminya yang tidak bekerja karena sakit, biaya harian, dan juga rumah sakit yang terus berjalan. Kali ini, di sisa waktunya yang harus dibagi-bagi untuk merawat keluarganya, ia menyempatkan diri untuk berjualan online demi mengumpulkan dana. Walau begitu, hasilnya tidak besar. Sehingga menggalang dana lewat Kitabisa menjadi harapan terakhir bagi keluarganya.

Venven lawan leukemia

Sejak 12 April 2020, menyebarkan halaman galang dana ini menjadi salah satu rutinitas wajib bagi Selvi. Ia meminta bantuan keluarga, saudara, hingga tetangganya untuk ikut menyebarkan informasi galang dana anaknya lewat sosial media. Alhamdulillah, berkat gotong royong 8805 #OrangBaik pengguna Kitabisa Rp 600 jutaan terkumpul. Dana itu digunakan Selvi untuk membayar rumah sakit, tes darah tiap dua minggu, biaya kemoterapi, SWAB, obat, dan juga perawatan penunjang lainnya. Kini, Venven sudah remis alias tidak memerlukan pengobatan tambahan karena kankernya sudah jinak dan merespon pengobatannya. Terima kasih untuk kamu yang pernah bantu Venven!

Dari 8000an donatur itu, mungkin tak semua mengenal Venven secara langsung. Namun, menyebarkan kebaikan itu tak perlu dibatasi untuk yang kita kenal saja. Karena #OrangBaik di Indonesia tak akan pernah habis, jika kamu sedang punya masalah biaya pengobatan seperti mama Venven, Kitabisa siap bantu perjuanganmu.

Tonton video ini untuk cari tahu cara menggalang dana di Kitabisa ya!

Cari tahu juga tentang galang dana pengobatan Leukemia di sini supaya kamu punya banyak informasi sebelum membuka galang dana di Kitabisa.