Cerita Ade Fatimah Pertahankan TK Gratis

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Tempat pembelajaran mengaji gratis mungkin sudah banyak. Namun tak banyak orang yang merintis tempat pembelajaran mengaji dan TK gratis sekaligus. Terutama mengingat masih banyaknya orang yang berpendapat kalau TK hanyalah fase bermain bagi anak-anak. Maka dari itu, cerita tentang seorang ibu rumah tangga bernama Ade Fatimah ini menjadi spesial!

Mengurus keluarga di rumah dan mendedikasikan 100% waktunya untuk anak, membuat bu Ade Fatimah sadar betul pentingnya pendidikan. Untuk itulah ia memutuskan untuk bergabung dengan gerakan Dapur Ummat demi membantu anak-anak mendapatkan pendidikan. Sasaran gerakan ini adalah keluarga pengamen jalanan, pemulung, pengemis dan buruh harian yang kebanyakan anak-anak mereka putus sekolah karena membantu orang tuanya mencari nafkah.

Bu Ade Fatimah dan teman-teman yang bergabung di gerakan Dapur Ummat berusaha membantu mereka semampunya. Dengan sedekah dari para anggota dan juga kerabat, awalnya kegiatannya hanya seputar berbagi makanan setiap hari jumat. Namun seiring berjalan waktu, Bu Ade Fatimah dalam gerakan Dapur Ummat juga turut memberikan kegiatan pembelajaran kecil untuk anak-anak, seperti mewarnai, mendongeng, dan belajar mengaji.

Anak-anak yang datang pada kegiatan belajar tersebut masih sangat kecil. Banyak dari mereka masih berusia seumur anak TK dan SD. Namun mirisnya, kaki-kaki kecil itu lebih mengenal aspal dibanding berlarian dengan teman sebayanya untuk bermain sambil belajar di sekolah. Jari-jari mereka pun kaku ketika digunakan untuk menulis. Melihat kondisi inilah Bu Ade Fatimah dan teman-temannya terketuk untuk meningkatkan gerakan Dapur Ummat menjadi sanggar mengaji dan TK gratis bagi mereka yang membutuhkan!

Akhirnya, gerakan Dapur Ummat mulai menyewa rumah di dekat lingkungan para keluarga yang membutuhkan untuk bisa dijadikan TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) dan TK. Hal ini untuk memudahkan mereka bisa menyempatkan belajar di sela-sela waktu membantu orang tua mencari nafkah. Rumah belajar tersebut kini diberi nama Sanggar 46!

Alhamdulillah, kegiatan ini disambut positif. Anak-anak pengamen dan pemulung di sekitar juga mulai konsisten datang ke tempat tersebut. Melihat riuhnya anak-anak mengaji dan belajar membaca menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Bu Ade dan teman-teman di Dapur Ummat. Mereka yang datang ke Sanggar 46 sudah seperti keluarga sendiri bagi bu Ade.

Bangunan seluas 62 meter persegi itu mulai Dapur Ummat sewa sejak tahun 2010 pun telah menjadi saksi bagi perjuangan mereka. Makanya, biarpun setiap tahun biaya sewa meningkat hingga kini senilai Rp 6.000.000 per tahun, tim gerakan Dapur Ummat selalu berusaha mencarikan dananya. Walau begitu di tahun 2022 ini, bu Ade harus menerima kabar buruk bahwa sang pemilik rumah sedang membutuhkan uang dan berniat menjual rumah yang saat ini sedang mereka sewa.

Pemilik rumah yang melihat keterikatan anak-anak dan Sanggar 46 itu berbaik hati menawarkan terlebih dahulu pada Sanggar 46 untuk membelinya. Maksud hati, agar mereka tak perlu pindah dan mencari tempat baru. Namun dengan harga rumah senilai Rp. 300.000.000 ( tiga ratus juta rupiah), bu Ade Fatimah pun menyadari bahwa mengandalkan sedekah dari kerabat sekitar, usaha berjualan dan membuka bazaar tak akan cukup untuk mengumpulkan dana besar dengan cepat. Oleh karena itu, pada Juni 2022 ia memutuskan untuk membuka galang dana di Kitabisa dengan judul Selamatkan Sanggar Kami.

Dengan berbekal keyakinan & keinginan untuk tetap memberikan manfaat serta mempertahankan Sanggar 46 untuk warga binaan, bu Ade Fatimah percaya bahwa ekosistem pengguna Kitabisa dapat membantu mereka. Hingga artikel ini dipublikasikan, total sudah ada Rp 24 jutaan yang terkumpul dari para #OrangBaik pengguna Kitabisa. Tak hanya donasi, para pengguna Kitabisa juga turut mengirimkan doa demi kelancaran kegiatan bu Ade Fatimah dan teman-teman Dapur Ummat.

Dengan Kitabisa, bu Ade Fatimah dapat mengumpulkan dana dari para donatur yang berasal dari mana saja. Bahkan, dari mereka yang tidak mengenal bu Ade maupun Dapur Ummat secara langsung. Solidaritas mengumpulkan sedekah di Kitabisa sangat luas dan tidak dibatasi dengan metode transfer maupun jumlah donasi. Seperti screenshoot gambar di bawah ini!

Donasi yang didapatkan oleh bu Ade Fatimah melalui Kitabisa sangat bervariasi, mulai dari Rp 5000 hingga Rp 2,500,000. Kamu juga bisa bergerak untuk lingkunganmu membantu orang-orang yang membutuhkan dengan Kitabisa! Semoga gerakan bu Ade Fatimah ini menginspirasimu ya!

Kitabisa

Kitabisa

Wadah untuk berdonasi dan menggalang dana secara online. Kami percaya, kemajuan teknologi sepatutnya dimanfaatkan untuk menghubungkan semangat kebaikan dan gotong-royong.

Baca juga

Punya Ide Kebaikan?

Bantu biaya pengobatan, beasiswa pendidikan, hingga bangun infrastruktur lebih mudah dengan galang dana di Kitabisa

Copyright © 2021 Kitabisa All Rights Reserved