Cerita Bu Siswati: Keajaiban Solidaritas demi Kesembuhan Anak

Facebook
Twitter
Email
WhatsApp

Kronologi kecelakaan

Pagi itu, dunia Bu Siswati terasa terguncang. Ia tak percaya yang menelponnya kala itu adalah sang suami. Kabar buruk tentang putri mereka yang menjadi korban tabrakan ditanggapinya seakan hanyalah sebuah kebohongan dari orang iseng yang menyamar menjadi suaminya. Sangat wajar mengingat banyaknya penipuan dengan modus serupa. Namun, kenyataan pahit harus diterimanya!

Putri pertamanya, Laras mengalami kecelakaan di depan stasiun Universitas Pancasila, Jakarta Selatan. Padahal, belasan menit lalu putrinya baru saja pamit ingin diantar ayahnya membeli perlengkapan ujian praktek. Beberapa langkah setelah Laras turun dari motor ayahnya. Ayahnya juga baru memutar ingin kembali ke rumah. Tepat saat itu, bunyi tubrukan kencang membuat sang ayah menoleh dan menemukan anaknya telah pingsan di depan sebuah mobil SUV.

Tak sempat mencari tahu apa yang terjadi, instingnya sebagai seorang ayah membuatnya segera membopong anaknya dan meminta supir SUV tersebut mengantar ke rumah sakit terdekat. Saat sang anak sudah ditangani oleh dokter, sambil menata hati barulah sang ayah menelpon istrinya di rumah.

“Bu, pak, mohon bersiap untuk yang terburuk ya. Kami sudah berusaha memberikan pertolongan terbaik. Namun, mari doakan supaya Laras juga semangat berjuang supaya bisa lekas bangun”.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan luka dalam di bagian sarah otak utama Laras. Untuk mengurangi pendarahan dan tekanan pada otak, dokter harus melepas tempurung otak Laras sementara dan kemudian memasangnya kembali jika kondisi Laras telah membaik.

Alhamdulillah, operasi pertama berlangsung lancar. Total 23 hari Bu Siswati melihat anaknya terbaring lemah dengan luka lebam di ruang PICU (Ruang perawatan intensif untuk anak usia hingga 18 tahun). Laras telah siuman, pandangannya masih kosong dan ia tak dapat bicara sama sekali. Secara medis, kondisi Laras telah dianggap membaik, bahkan diperbolehkan pulang.

Siapa yang menanggung biaya pengobatannya?

Menjalani 2 kali operasi besar, lebih dari 20 hari perawatan di ruang PICU, obat-obatan, dan juga perawatan dari para dokter spesialis tentunya menuntut biaya besar. Syukurlah, asuransi dari Lakalantas mengcover semua biaya rumah sakit yang dibutuhkan. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa tantangan sebenarnya baru dimulai saat Laras menjalani perawatan di rumah.

Bu Siswati sebenarnya sudah sangat mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi saat perawatan di rumah. Ia dengan sabar mempelajari bagaimana cara suster menyuapi Laras makan, memakaikan infuse, hingga menangani saat tantrum. Namun tentu saja, bayangan selalu berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Kondisi mental bu Siswati yang baru sembuh dari rasa syok akibat kecelakaan putrinya, harus bersabar melawan letih. Itulah bukti nyata cinta kasih orang tua sepanjang masa!

Selain mental dan tenaga, masalah biaya juga dialami oleh keluarga kecil ini. Asuransi swasta tidak dapat mencover biaya-biaya yang muncul saat perawatan di rumah, seperti:

  1. Susu khusus untuk nutrisi otak senilai Rp 100.000 untuk 3 kali minum
  2. Makanan diet khusus untuk menunjang pengobatan (Contoh: salmon)
  3. Tongkat yang mempermudah Laras belajar berjalan
  4. Terapis fisioterapi.

Biar begitu, bu Siswati tak pantang menyerah. Ia masih semangat berjualan ayam bakar di sela-sela merawat Laras. Bergantian dengan sang istri, jika sedang tak merawat Laras, suami bu Siswati mengambil orderan ojek online demi memenuhi kebutuhan mereka.

Tak hanya keluarga, solidaritas teman lintas angkatan mau bantu Laras

Kabar tentang kecelakaan Laras telah menyebar ke taman-temannya di SMP Negeri 98 Jakarta. Ternyata mereka pun telah berswadaya mengumpulkan dana untuk membantu keluarga Laras. Namun, ternyata pengumpulan dana itu sempat terkendala karena banyaknya yang ingin membantu tapi memiliki bank yang berbeda-beda sehingga banyak yang harus membayar biaya transfer.

Di saat itulah salah satu alumni yang sekaligus pembimbing OSIS Laras menghubungi bu Siswati untuk menawarkan membantunya membuka galang dana di Kitabisa. Donasi yang nantinya terkumpulpun bisa digunakan untuk keperluan pengobatan Laras selama perawatan di rumah.

Setelah tayang dan disebarkan, halaman galang dana berjudul Bantu Laras dari Cidera Kepala Berat berhasil mencapai target Rp 50 juta donasi hanya dengan 3 hari saja. Kunci kesuksesan galang dana ini sebenarnya sederhana: 

  1. Foto dan kronologi yang diceritakan jelas
  2. Penggunaan dana yang nantinya terkumpul ikut diberitahukan pada calon donatur melalui deskripsi
  3. Halaman galang dana ini disebarkan melalui pesan berantai oleh beberapa pihak, yaitu
    1. Ke keluarga besar Laras
    2. Ayah Laras menyebarkan ke komunitas ojek onlinenya
    3. Ibu Laras menyebarkan ke lingkungan RT setempat
    4. Teman-teman OSIS Laras menyebarkan ke murid-murid SMP N 98
    5. Guru Laras di SMP N 98 menyebarkannya ke alumni-alumni

Berkat solidaritas inilah dana pengobatan Laras dapat terkumpul dengan cepat biarpun jumlahnya puluhan juta. Terima kasih untuk kamu yang telah ikut berdonasi untuk Laras ya! Semoga Laras segera sembuh dan orang tua Laras selalu semangat untuk merawat serta mendampingi Laras hingga bisa beraktifitas seperti sediakala!

Kamu yang memiliki keluarga, kerabat, teman, atau bahkan kenalan yang menjadi korban kecelakaan seperti Laras juga bisa membuat galang dananya di Kitabisa. Tim Kitabisa siap bantu mendampingi galang danamu!

Kitabisa

Kitabisa

Wadah untuk berdonasi dan menggalang dana secara online. Kami percaya, kemajuan teknologi sepatutnya dimanfaatkan untuk menghubungkan semangat kebaikan dan gotong-royong.

Baca juga

Punya Ide Kebaikan?

Bantu biaya pengobatan, beasiswa pendidikan, hingga bangun infrastruktur lebih mudah dengan galang dana di Kitabisa

Copyright © 2021 Kitabisa All Rights Reserved